Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin, communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa inggris, communicate, berarti:
1. untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi;
2. untuk membuat tahu;
3. untuk membuat sama, dan
4. untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.

Sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti:
1. pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi;
2. proses pertukaran di antara individu-individu melalui sistem simbol-simbol yang sama;
3. seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan
4. ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983).
Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit didefinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendefinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya, dalam hal apa definisi itu kita perlukan.
Dalam tujuan ini, mari kita definisikan komunikasi sebagai usaha penyampaian pesan antarmanusia, dan karenanya, kita nyatakan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antarmanusia. Syarat suatu ilmu, sebagaimana disimpulkan pada bagian terdahulu, harus memiliki obyek kajian; dimana obyek kajian itu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifatnya. Obyek ilmu komunikasi adalah komunikasi itu sendiri, yakni usaha penyampaian pesan antarmanusia.
Dari definisi kita – yang menyatakan bahwa komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antarmanusia – terdapat tiga unsur utama yang dapat dibahas guna menidentifikasi apakah suatu peristiwa merupakan bagian dari komunikasi yang kita kaji atau bukan. Ketiga unsur itu adalah :
1.Usaha
2.Penyampaian pesan
3. Antarmanusia
Usaha
Kata “usaha” dalam definisi kita menggambarkan unsur kesengajaan, adanya motif komunikasi yang menyebabkan seseorang dengan sengaja menyampaikan pesannya kepada manusia lain.

Penyampaian pesan
Meskipun komunikasi menyangkut perilaku manusia, namun tidak semua perilaku manusia adalah komunikasi, dalam arti ia berkomunikasi. Komunikasi adalah perilaku manusia dalam hal penyampaian pesan. Dengan kata lain, ilmu komunikasi hanya mempelajari tentang penyampaian pesan dan hanya tentang pesan, bukan perilaku lainnya selain penyampaian pesan. Jika yang disampaikan bukan pesan, maka bukan kajian ilmu komunikasi. Jika terdapat dua manusia, misalkan dua orang duduk berdampingan di bus, namun keduanya berdiam diri, tidak ada pesan yang disampaikan, maka di antara keduanya tidak ada dan tidak terjadi komunikasi.
Antarmanusia
Kita telah membahas bahwa ilmu komunikasi hanya mengkaji penyampaian pesan antarmanusia. Antarmanusia pada definisi kita mengandung pengertian: adanya manusia sebagai pengirim pesan dan manusia lain yang bertindak sebagai penerima pesan. Ilmu komunikasi tidak mempelajari penyampaian pesan kepada yang bukan manusia. Ilmu komunikasi yang kita pelajari hanya mengkaji masalah komunikasi antarmanusia. Manusia sebagai pengirim dan manusia sebagai penerima pesan. Lebih tegasnya, ilmu komunikasi tidak mempelajari komunikasi dengan yang bukan manusia. Maka biarlah “berbicara” dengan Tuhan, misalnya, dipelajari oleh ilmu agama.
Kata manusia dalam definsi kita mengacu kepada makhluk ciptaan Tuhan yang sehat akal budinya, lepas dari kewajibannya selaku manusia, misalnya. Seseorang yang tidak normal akal budinya. Menurut hukum, lepas pula dari tuntutan hukum, bahkan jika melakukan pembunuhan sekali pun.
Ada beberapa unsur dasar komunikasi, yaitu :
Sumber
Suimber adalah dapat berarti asal suatu informasi di sampaikan oleh komunikator baik yang berasal dari lingkungan yang dapat berupa manusia ataupun benda maupun dari hasil pemikiran atau ide sang komunikator itu sendiri.
Komunikator (Pengirim pesan)
Pengirim pesan yang dimaksud di sini adalah manusia yang mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan yang disampaikan komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Karena itu, komunikator kita definisikan sebagai manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya.
Dilihat dari jumlahnya, komunikator dapat terdiri dari:
(a) satu orang,
(b) banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang, serta
(c) massa.
Apabila lebih dari satu orang – yakni banyak orang – di mana mereka relatif saling kenal sehingga terdapat ikatan emosional yang kuat dalam kelompoknya, maka kumpulan banyak orang ini kita sebut kelompok kecil. Apabila lebih dari satu orang – atau banyak orang – relatif tidak saling kenal secara pribadi dan karenanya ikatan emosionalnya kurang kuat, maka kita sebut sebagai kelompok besar. Namun, apabila banyak orang – memiliki tujuan yang sama dan untuk mencapai tujuan tersebut terdapat pembagian kerja di antara para anggotanya, maka wadah kerja sama yang terbentuk sebagai kesatuan banyak orang ini lazim kita sebut organisasi. Organisasi dilihat dari tujuan pendiriannya, ada yang bermotif komersial mengejar laba (misalnya dalam bentuk badan hukum PT) atau bermotif ideal yang bersifat nirlaba (misalnya lembaga swadaya masyarakat). Selain itu, massa mengandung dua pengertian. Apabila banyak orang berada di satu tempat yang sama, kemudian terjadi peristiwa yang menyebabkan menurunnya kesadaran masing-masing individu sehingga membuat “jiwa massa” – yaitu ketika satu orang berteriak “pukul” dan semua orang memukul. Massa dalam pengertian kedua adalah banyak orang yang tersebar dalam area geografis relatif luas, tidak harus berada di satu tempat yang sama, namun memiliki minat dan perhatian yang sama.
Untuk menjadi komunikator yang bisa menyampaikan pesan dengan baik kepada komunikan, pastinya harus menerapkan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh komunikator, antara lain: kedekatan dengan khalayak, mempunyai kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik, kesamaan dengan komunikan, dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya.
Komunikan (Penerima pesan)
Dalam komunikasi yang dinamis, peran ini saling dipertukarkan. Karena itu, uraian tentang komunikator juga berlaku pada unsur komunikan, bahwa komunikan dapat terdiri dari satu orang, banyak orang (kelompok kecil, besar, termasuk organisasi) dan massa. Dilihat dari jumlah komunkator dan komunikannya, maka proses komunikasi dapat terjadi dalam 9 (sembilan) kemungkinan, yaitu :
1. Antara satu orang dengan satu orang
2. Antara satu orang dengan banyak orang
3. Antara satu orang dengan massa
4. Antara banyak orang dengan satu orang
5. Antara banyak orang dengan banyak orang
6. Antara banyak orang dengan massa
7. Antara massa dengan dengan satu orang
8. Antara massa dengan banyak orang
9. Antara massa dengan massa

Pesan (hal yang di sampaikan)
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuat konkret agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Suara, mimik, dan gerak-gerik lazim digolongkan dalam pesan nonverbal, sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan dikelompokkan dalam pesan verbal.
Awalnya manusia berkomunikasi hanya dengan mimik, gerak-gerik serta suara relatif tanpa makna, kecuali untuk mempertegas mimik dan gerak-gerik. Karena itu, pesan kita definisikan sebagai segala sesuatu, verbal maupun nonverbal, yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya.
Selain bentuk pesan, pemahaman atas makna pesan dan penyajian pesan juga penting untuk dikaji. Makna pesan terkait dengan makna denotatif, yakni makna formal yang biasanya tertera sebagaimana di kamus, sedangkan makna konotatif terkait dengan konotasi dari lambang komunikasi yang digunakan. Selain itu, cara penyajian dan teknik penyajian pesan juga merupakan sesuatu yang mutlak diperhatikan agar komunikasi berlangsung efektif.
Saluran Komunikasi dan Media Komunikasi
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke komunikannya, yaitu tanpa media (tatap muka), atau dengan media. Media yang dimaksud di sini adalah media komunikasi. Media merupakan bentuk jamak dari medium. Medium kominikasi kita artikan sebagai alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk mengahantarkan pesannya agar sampai ke komunikan.
Media komunikasi dilihat dari jumlah target komunikasi dapat dibagi menjadi media massa dan nonmedia massa. Media massa dilihat dari waktu terbitnya dapat dibagi menjadi periodik dan nonperiodik. Periodik berarti terbit teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Media massa periodik dapat dibedakan menjadi elektronik (radio, TV) dan nonelektronik atau cetak (surat kabar, majalah). Media massa nonperiodik dimaksudkan pada media massa yang bersifat eventual, tergantung pada event tertentu. Setelah event usai, selesai pulalah penggunaannya. Untuk itu media massa nonperiodik dapat dibedakan menjadi manusia (SPG, juru kampanye) dan benda (poster, spanduk, leaflet).
Sedangkan nonmedia massa dilihat dari sifatnya, dapat dibedakan menjadi nonmedia massa manusia (kurir atau pembawa pesan) dan nonmedia massa benda. Nonmedia massa benda dapat dibedakan atas elektronik (telepon, fax) dan nonelektronik (surat). Perkembangan teknologi komunikasi terkini, yakni komputer dengan internetnya, melahirkan media yang bersifat multimedia. Dikatakan multimedia karena hampir seluruh bentuk media komunikasi yang telah dikenal umat manusia menyatu dalam elektronik digitalnya.
Pada komunikasi langsung tatp muka, pada dasarnya yang dilakukan adalah aktivitas komunikasi. Aktivitas ini misalnya, dengan perbincangan, wawancara, konseling, rapat, seminar, lokakarya, hingga pameran.
Efek Komunikasi
Efek komunikasi kita artikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan, yaitu :
1. Kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu)
2. Afektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu)
3. Konatif (tingkah laku, yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
Umpan Balik
Umpan balik dapat kita maknai sebagai jawaban atau respon dari komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Dalam komunikasi yang dinamis, sebagaimana diutarakan, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran. Karenanya, umpan balik pada dasarnya adalah pesan juga, yakni ketika komunikan berperan sebagai komunikator.